Search
Testimonial
Visitor Maps
Site Statistic
Content View Hits : 3911201Who,s Online
We have 58 guests onlineHati Hati Coklat Rekondisi Mengandung Boraks, Kenali Cirinya |
Wednesday, 05 March 2014 10:37 |
Dikutip dari Reportase Investigasi trans TV Study kasus yang kami lakukan menunjukan tidak sedikit Cokelat rekondisi yang mengandung ribuan Mikroba yang beredar di pasaran. Mau tau cari Cokelat yang AMAN?” carilah warna cokelat yang tidak kusam dan tidak ada bintik-bintik putih. Selengkapnya : Aneka rupa Cokelat mengundang banyak orang untuk membelinya, ide bisnis Cokelat pun menjulang. Sayang, ada saja oknum penjual Cokelat yang memilih berbisnis dengan cara licik. Seperti C dan U yang mengolah aneka Cokelat dari Cokelat sisa produksi pabrik dan Kadarluarsa. Meski penampilannya sedap di pandang, Cokelat C dan U dengan tambahan Boraks, serta ditambah Esens untuk pakan ikan.
Untuk mengetahui bahayanya Tim Reportase Investigasi membuat Study Kasus. Cokelat buatan C dan U dibawa ke Labolatorium, kami pun membeli sejumlah Cokelat dari tempat berbeda di Pulau Jawa. Semua sampel Cokelat ini kami jadikan sampel acak. Sampel Cokelat C dan U, dan sejumlah sampel acak kemudian di teliti di Laboratorium di Teknologi Industri Pangan di Universitas Padjajaran. C dan U memang menggunakan Cokelat Kadarluarsa, terbukti microbanya melebihi ambang batas Standar Nasional Indonesia untuk Cokelat. Rupanya, penjual Cokelat yang mengandung bahan berbahaya boraks, terbukti bukan C dan U saja. Dua dari Tujuh sampel acak tersebut mengandung Boraks. Dan selain Cokelat M dan U, ada pula Cokelat yang kandungan microbanya melebihi ambang batas Standar Nasional Indonesia di pasaran. Jumlahnya antara 6400 koloni /gram-1600 koloni /gram. Ahli menyebutkan : untuk uji Mikroba 4 dari 6 sampel ada yang melebihi ambang batas 5x105 pangkat 5 /gram. Terutama menggunakan bahan Cokelat Kadarluarsa atau dalam pengolahan dan penyimpanan Cokelat, kurang hygenis. Sehingga, jumlah microbanya bertambah denan cepat.
Makanan Kadarluarsa dapat menimbulkan radang Lambung dan Usus. Saat itu jumlah bakteri yang menguntungkan dan Bakteri yang merugikan di dalam Usus tidak seimbang. Sehingga, bisa terjadi Diare dan bisa menghilangkan Cairan tubuh berlebihan, jika tidak di tangani segera maka Nyawa taruhannya. Ahli mengatakan : “Radang lambung atau Usus, terjadi masa inkubasi setelah sejam itu biasanya ditandai dengan adanya para konsumsi mual-mual, kemudian diare bakan kalau tidak ada pertolongan pertama yang cepat. Itu biasanya bisa cenderung menuju kematian”. Sementara Boraks, jelas sama sekali tidak boleh terkonsumsi.
Sebetulnya Cokelat bila pengolahan dan penyimpanannya benar, bisa awet tahunan. Cokelat pun tidak perlu di tambahi dengan zat kimia berbahaya seperti Boraks agar awet. Berikut ini sejumlah Tips bagi Anda penyuka Cokelat dan bagi Anda yang suka membuat olahan dari Cokelat :
|